LAPORAN
GEOLOGI STRUKTUR DAN PROSEES
ACARA I
PETA GEOLOGI
Dosen
Pengampu : Ferryati Masitoh S.Si, M.Si

Oleh:
Nama : Agustinus Slamet S
NIM : 150722605704
Offering : G
Tanggal : 31 Agustus 2016
Asisten : Hendra Agus P
Ahmad Adi Sucipto
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI
MALANG
AGUSTUS 2016
I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengenali unsur unsur pada
peta geologi
2.Mahasiswa mampu menyadap informasi dari
peta geologi
II. ALAT dan BAHAN
A.ALAT B.BAHAN
1.Spidol OHP 1.Peta Geologi lembar Malang
2.Penggaris
3.Pensil warna
4.Bolpoin
III. DASAR TEORI
Peta
adalah suatu penyajian pada bidang datar dari seluruh atau sebagian unsur
permukaan bumi digambar dalam skala tertentu dan sistem proyeksi tertentu. Peta
seringkali sangat efektif untuk menunjukkan lokasi dari obyek obyek alamiah
maupun obyek buatan manusia, baik ukuran maupun hubungan antara satu obyek
dengan obyek lainnya. Sebagaimana dengan foto, peta juga menyajikan informasi
yang barangkali tidak praktis apabila dinyatakan atau digambarkan dalam susunan
kata-kata. Secara umum peta diartikan sebagai gambaran konvensional dari pola
bumi yang digambarkan seolah olah dilihat dari atas ada bidang datar melalui
satu bidang proyeksi degan dilengkapi tulisan tulisan untuk identifikasinya.
Peta mengandung arti komunikasi. Artinya merupakan suatu signal antara
sipengirim pesan (pembuat peta) dengan si penerima pesan (pemakai peta). Dengan
demikian peta digunakan untuk mengirim pesan berupa informasi tetang realita
dari fenomena geografi. Peta pada dasarnya adalah sebuah data yang dirancang
untuk mampu menghasilkan sebuah informasi geografis melalui proses pengorganisasian
dari kolaborasi data lainnya yang berkaitan dengan bumi untuk menganalisis,
memperkirakan dan menghasilkan gambaran kartografi. Informasi ruang mengenai
bumi sangat kompleks, tetapi pada umunmya data geografi mengandung 4 aspek
penting, yaitu: 1. Lokasi-lokasi yang berkenaan dengan ruang, merupakan
objek-objek ruang yang khas pada sistem koordinat (projeksi sebuah peta). 2.
Atribut, informasi yang menerangkan mengenai objek-objek ruang yang diperlukan.
Hubungan ruang, hubungan lojik atau kuantitatif diantara objek-objek ruang,
Waktu, merupakan waktu untuk perolehan data, data atribut dan ruang. 3.
Pemetaan adalah suatu proses menyajikan informasi muka Bumi yang berupa fakta,
dunia nyata, baik bentuk permukaan buminya maupun sumberdaya alamnya, berdasarkan
skala peta, sistem proyeksi peta, serta simbol-simbol dari unsur muka Bumi yang
disajikan. 4. Penyajian unsur-unsur permukaan bumi di atas peta dibatasi oleh
garis tepi kertas serta grid atau gratikul. Diluar batas tepi daerah peta, pada
umumnya dicantumkan berbagai keterangan yang disebut tepi. Keterangan tepi ini
dicantumkan agar peta dapat dipergunakan sebaik-baiknya oleh pemakai peta.
Penyusunan dan penempatan keterangan tepi bukan merupakan hal yang mudah,
karena semua informasi yang terletak disekitar peta harus memperlihatkan
keseimbangan. (Sukandarrumidi,dkk.2011)
Peta
geologi pada dasarnya merupakan suatu sarana untuk menggambarkan tubuh batuan,
penyebaran batuan, kedudukan unsur struktur geologi dan hubungan antar satuan
batuan serta merangkum berbagai data lainnya. Peta geologi juga merupakan
gambaran teknis dari permukaan bumi dan sebagian bawah permukaan yang mempunyai
arah, unsur-unsurnya yang merupakan gambaran geologi, dinyatakan sebagai garis
yang mempunyai kedudukan yang pasti. Pada dasarnya peta geologi merupakan
rangkaian dari hasil berbagai kajian lapangan. Hal ini pula yang menyebabkan
mengapa pemetaan geologi diartikan sama dengan geologi lapangan. Peta geologi
umumnya dibuat diatas suatu peta dasar (peta topografi/rupabumi) dengan cara
memplot singkapan-singkapan batuan beserta unsur struktur geologinya diatas
peta dasar tersebut. Pengukuran kedudukan batuan dan struktur di lapangan
dilakukan dengan menggunakan kompas geologi. Kemudian dengan menerapkan
hukum-hukum geologi dapat ditarik batas dan sebaran batuan atau satuan batuan
serta unsur unsur strukturnya sehingga menghasilkan suatu peta geologi yang
lengkap Peta geologi dibuat berlandaskan dasar dan tujuan ilmiah dimana
memanfaatan lahan, air dan sumberdaya ditentukan atas dasar peta geologi. Peta
geologi menyajikan sebaran dari batuan dan tanah di permukaan atau dekat
permukaan bumi, yang merupakan penyajian ilmiah yang paling baik yang
menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh para pengambil keputusan untuk
mengidentifikasi dan mencegah sumberdaya yang bernilai dari resiko bencana alam
dan menetapkan kebijakan dalam pemanfaatan lahan. ( Sukandarrumidi,dkk.2011)
IV. LANGKAH KERJA
1. Salin ulang /
deliniasi peta geologi pada mika dan kertas kalkir, pada area yang sudah di
tetapkan
2. Observasilah
berbagai elemen / keterangan dalam peta tersebut, dan beri gambaran / sketsa
penjelas, berkaitan dengan hal hal berikut ini
a. Nama peta
b. Skala
c. Para pemeta dan penelaah
d. Nomor lembar
e. Penerbit, tahun penerbit
f. Simbol dan tanda litologi
g. Skema kronostratigrafi
h. Penampang melintang
i. Sumber peta dasar
j. Korelasi satuan peta
k.
dll
3. Beri penjelasan dan
analisis sementara mengenai kondisi geologi daerah yang telah disalin.
V. HASIL PRAKTIKUM
Peta geologi pada mika dan kalkir
(terlampir)
VI.PEMBAHASAN
Praktikum geologi struktur dan
proses kali ini dilakukan dengan melakukan deliniasi peta geologi pada plastik
transparan seukuran A3, lalu dilanjutkan dengan menyalin pada kertas kalkir dan
ditambahkan sentuhan warna, sehinggga terlihat menarik dan infomasi yang ingin
disampaikan oleh pembuat peta benar benar dapat dipahami secara detail dan menyeluruh. Pada peta
geologi lembar Malang, Jawa Timur nomor lembar peta 1608-1 yang terletak pada 7°30’LS-8°00LS dan 112°30’-113°30”.
banyak informasi yang diperoleh dari peta.
Pada lembar malang dapat ditemukan
susunan geologi yang berbeda pada suatu wilayah sempit khusunya daerah malang
tenggara. Adanya variasi susunan geologi di daerah tenggara Malang terjadi
karena di wilayah tenggara malang terdapat Gunung Bromo dan Barisan Pegunungan
Tengger. Diwilayah tenggara terdapat pegunungan yang terdiri dari Gunung Bromo,Gunung
Kursi,Gunung Batok,Gunung Watangan,dan Gunung Widodaren. Seperti yang kita
ketahui area ini dulunya berupa pegunungan api purba, yang sejak dulu memiliki
aktivitas vulkan dan berlangsung hingga kini yang masih intensif yaitu
aktivitas dari Gunung Bromo. Pada radius hingga 5 kilometer dari Gunung Bromo
ditemukan batuan Gunung Bromo dan pasir material hasil dari gunung api tengger
yang merupakan sedikit dominasi susunan geologi diwilayah Malang.
Selanjutnya dapat ditemukan susunan
geologi lainnya yang mendominasi wilayah Malang bagian tenggara yaitu susunan
geologi berupa batuan gunung api kuarter bawah. Gunung Anjasmara,Gunung
Jembangan,dan Gunung Gendis yang menjadi penyumbang atau penyupply material ini
pada jaman dulu. Bahwa seperti yang kita ketahui bahwa ketiga gunung api diatas
saat ini sudah tidak menunjukkan aktivitasnya. Sementara sebagai bukti bahwa
terdapat perubahan susunan geologi dan semakin majunya dan berjalannya
kehidupan di bumi, munculah susunan geologi berupa susunan batuan geologi
kuarter tengah. Gunung gunung tersebut diantaranya , gunung Kawi-Butak,gunung
Ringgit,peunungan Tengger dan bukit buring.
Pada wilayah tenggara Malang, batuan
gunung api tenggerlah yang menjadi batuan dominan dengan sedikit tuf malang
seperti, batu apung,breksi,dan pasiran. Apabila kita melihat dari penampang
melintang yang tergambar pada peta dari arah tenggara malang hingga tengah
malang terdapat batuan gunung api kuarter bawah. Selanjutnya dengan
berlangsungnya proses geologi bumi, batuan kuarter bawah tertutup dengan batuan
kuarter tengah dan disusul dengan batuan gunung api tengger. Diwilayah
sekitar pegunungan tengger ditemui
batuan gunung api bromo dan sedikit lbih jauh dari lokasi batuan gunung api
bromo dijumpai pasir gunung api tengger yang berada pada lapisan teratas di
wilayah tenggara malang.
Adanya suatu variasi atau
berbedaan persebaran batuan ini dapat
membuktikan bahwa letusan gunung pada masa lampau sangat dahsyat sehingga materi letusan dari
gunung tengger hingga menjangkau daerah tengah kota Malang. Semakin bumi menuju
arah perkembangan gunung gunung maha dahsyat jaman lampau berhenti beroperasi dan digantikan
gunung gunung baru yang tersebar meski letusannya sulit untuk kembali menyamai
letusan pada jaman dahulu. Dengan adanya gunung gunung yang tersebar selalu
akau memunculkan suatu materi baru yang menumpuk atau menindih materi lama. Dapat dimunculkan juga
suatu hipotesa atau dugaan sementara , wilayah yang berada dekat dengan gunung
api aktif akan memiliki potensi dengan kesuburan tanahnya.
Aktivitas geologi pada bumi seperti
ini tidak hanya melalui gunung api yang
membuat adanya lapisan lapisan materi geologi di bumi. Namun selama
proses tersebut tidak lepas dari adanya suatu energi dan tenaga yang begitu
kuat dari dalam bumi, sehingga dapat terjadi suatu pergeseran lokasi permukaan
bumi yang dapat dilihat dengan jelas pada pegunungan tengger, yang seharusnya
suatu ketinggian yang sama akan memiliki posisi yang sejalan , namun
dipegunungan tengger terlihat adanya sesar yang membuat suatu pergeseran,
sangat dimungkinkan munculnya batuan metamorf baru akibat adanya pergeseran
lapisan.
VII.KESIMPULAN
Lapisan
batuan dibumi tersusun dari batuan kuarter bawah,tengah,dan atas. Batuan ini
selanjutnya akan kembali tenggelam karena tertutup oleh batuan akibat proses
atau aktivitas gunung vulkanik pada jaman sekarang. Proses geologi ini tidak
hanya membuat atau membentuk lapisan batuan bumi, akan tetapi juga memunculkan suatu fenomena
seperti penggesran lempeng. Wilayah yang berada dengan gunung vulkanik kondisi
tanahnya akan tetap terjaga karena unsur hara tanah kembali dipulihkan dari
hasil letusan gunung vulkanik.
VIII.DAFTAR RUJUKAN
Sukandarrumidi,dkk. 2011.
Pemetaan Geologi. Yogyakarta.Universitas Gadjah
Mada..
LAPORAN PRAKTIKUM
GEOLOGI STRUKTUR DAN PROSES
ACARA II
KONTUR TOPOGRAFI DAN BLOK DIAGRAM
Dosen Pengampu : Ferryati
Masitoh, S.Si, M.Si.

Oleh:
Nama
mahasiswa : Agustinus Slamet S
NIM : 150722605704
Mata
Kuliah : Geologi Struktur dan Proses
Offering : G
Tanggal
Praktikum : 7 September 2016
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
JURUSAN
GEOGRAFI
PROGRAM
STUDI S1 GEOGRAFI
2016
ACARA II
KONTUR TOPOGRAFI DAN BLOK DIAGRAM
I.
TUJUAN
1. Mahasiswa
mampumengetahui sebaran titik elevasi pada Peta Sebagaian DAS Bogowonto
2. Mahasiwa
mampu membuat peta kontur topografi pada Peta Sebagian DAS Bogowonto
3. Mahasiswa
mampu membuat diagram blok Peta Sebagian DAS Bogowonto
II.
ALAT DAN BAHAN
1. Alat
·
Alat tulis
·
Laptop
2. Bahan
·
Kertas kalkir
·
Millimeter Block ukuran
A3
·
Peta Sebaran Titik
Elevasi Sebagian DAS Bogowoto
III.
DASAR TEORI
Menurut
Purwaamijaya (2008), garis kontur adalah garis khayal dilapangan yang
menghubungkan titik dengan ketinggian yang sama atau garis kontur adalah garis
kontinyu di atas peta yang memperlihatkan titik-titik di atas peta dengan
ketinggian yang sama. Nama lain garis kontur adalah garis tranches, garis
tinggi dan garis tinggi horizontal. Garis kontur + 25 m, artinya garis kontur
ini menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama + 25 m terhadap
tinggi tertentu. Garis kontur disajikan di atas peta untuk memperlihatkan naik
turunnya keadaan permukaan tanah. Penarikan garis kontur bertujuan untuk memberikan
informasi relief. Aplikasi lebih lanjut
dari garis kontur adalah untuk memberikan informasi slope (kemiringan tanah
rata-rata), irisan profil memanjang atau melintang permukaan tanah terhadap
jalur proyek (bangunan) dan perhitungan galian serta timbunan (cut and fill)
permukaan tanah asli terhadap ketinggian vertikal garis atau bangunan. Garis
kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-garis perpotongan
bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar peta. Karena peta
umumnya dibuat dengan skala tertentu, maka untuk garis kontur ini juga akan
mengalami pengecilan sesuai skala peta. Purwaamijaya (2008),
Interval kontur
adalah jarak tegak antara dua garis kontur yang berdekatan. Jadi juga merupakan
jarak antara dua bidang mendatar yang berdekatan. Pada suatu peta topografi
interval kontur dibuat sama, berbanding terbalik dengan skala peta. Semakin
besar skala peta, jadi semakin banyak informasi yang tersajikan, interval
kontur semakin kecil (Hendrik, 2012). Indeks kontur adalah garis kontur yang
penyajiannya ditonjolkan setiap kelipatan interval kontur tertentu, misalnya
setiap 10 m atau yang lainnya. Rumus untuk menentukan interval kontur pada
suatu peta topografi adalah: Interval Kontur = 1/2000 x skala peta Berikut
disajikan tabel interval dan indeks kontur Menurut Purwaamijaya
(2008)

Kontur digambarkan dengan interval
vertikal yang reguler. Interval kontur adalah jarak vertikal antara 2 (dua)
garis ketinggian yang ditentukan berdasarkan skalanya. Besarnya interval kontur
sesuai dengan skala peta dan keadaan di muka bumi. Interval kontur selalu dinyatakan
secara jelas di bagian bawah tengah di atas skala grafis. Interval kontur adalah
jarak tegak antara dua garis kontur yang berdekatan dan merupakan jarak antara
dua bidang mendatar yang berdekatan. Pada suatu peta tofografi interval kontur
dibuat sama, berbanding terbalik dengan skala peta. Semakin besar skala peta,
jadi semakin banyak informasi yang tersajikan, interval kontur semakin kecil.
Indeks kontur adalah garis kontur yang penyajiannya ditonjolkan setiap
kelipatan interval kontur tertentu. Purwaamijaya (2008),
IV.
LANGKAH
KERJA
Cara membuat peta kontur ketinggian :
1. Buatlah
garis yang menghubungkan 2 titik ketinggian!
2. Hitunglah
ketinggian antara 2 titik ketinggian tersebut sesuai dengan kontur interval
yang sudah ditetapkan!
3. Hitunglah
dengan garis titik – titik yang mempunyai nilai ketinggian sama!
Cara
membuat Blok Diagram
1. Beri
grid dengan ukuran tertentu (missal 1 x 1) pada peta kontur yang telah dibuat.
Beri kode pada setiap garis grid sebagai kode bantu dalam pengamatan blok
diagram!
2. Buatlah
bidang orthografis dengan sumbu x, y, dan z pada kertas milimeter dengan posisi
sumbu z pada sudut 45° dari sumbu x atau y!
3. Salinlah
peta kontur yang telah diberi grid bantu pada bidang orthografis x,y dan z!
4. Perbesar
elevasi padda sumbu z dengan Vertical
Exaggeneration sesuai kebutuhan, misal : VE=2!
5. Hubungan
titik – titik yang mempunyai nilai z sama!
V.
HASIL PRAKTIKUM
(TERLAMPIR)
VI.
PEMBAHASAN
Praktikum geologi struktur dan proses acara da kali ini
melakukan penggambaran garis kontur yang selanjutnya membuat blok diagram.
Sehingga dari data titik titik elevasi kemudian dihubungkan menjadi suatu garis
kontur tertentu, dan pada pembuatan blok diagram akan dapat diperoleh bagaimana
gambaran atau bentukan kenampakan topografi tertentu.
Hasil
pada gambaran peta garis kontur yang telah dibuat, dapat ditemukan banyak
informasi. Pada bagian tenggara peta garis kontur tidak begitu rapat, dan
ketinggian titik berkisar antara 300-400 meter, karena adanya jarak antar garis
kontur yang berbeda dan memiliki selisih begitu panjang,dengan interval 100
meter menjadikan daerah pada sisi timur merupakan daerah yang landai. Berbeda
dengan arah barat daya peta garis kontur yang terlihat bahwa garis kontur
semakin rapat dan ketinggian mencapai 1100 meter diatas permukaan laut. Derah
barat yang garis antar konturnya sangat rapat dengan interval mencapai 100
meter menjadikan daerah barat merupakan daerah yang sangat curam, sehingga akan
banyak dijumpai lereng lereng atau tebing tinggi, maupun jurang yang dalam.
Melihat
dari hasil tersebut, bahwa sebelah timur merupakan daerah dataran rendah dan
sebelah barat merupakan dataran tinggi, bukan tidak mungkin sumber air atau
hulu dari DAS Bogowonto berada di sebelah barat, karena sebelah timur lebih
rendah, maka akan membuat aliran air mengarah menuju ke timur. Hal ini juga
memunculkan dugaan bahwa sebelah timur menjadi daerah pemukiman , karena
merupakan daerah subur karena dekat dengan aliran air. Sementara bagian barat
merupakan daerah yang berbahaya untuk kehidupan manusia, karena begitu terjal
dan rawan akan bencana. Dimana tingkat erosi begitu tinggi sehingga tanah
longsor menjadi suatu proses yang akan terus berlangsung dibagian barat yang
memiliki tingkat elevasi tinggi.
Hasil
praktikum berupa gambaran 3 dimensi dapat dijadikan suau data yang valid.
Karena dengan bentuk 3 dimensi dari garis kontur yang diolah menjadi suatu
gambar yang nyata, dengan gambaran dimensi lekukan jurang maupun tebing tebing
yang terbentuk dapat muncul dan terlihat Topografi yang terbentuk membentuk
suatu pegunungan dengan 3 titik puncak. Dengan melihat bentukan bentukan
topografinya akan menjadikan ebih banyak informasi yang diperoleh. Kecuraman
dari suatu titik tertentu akan terlihat sangat jelas. Titik yang banyak
dijumpai lereng dengan topografi curam berada di bagian barat, dengan kerapatan
kontur yang tinggi dan interval antar kontur yang mencapai 100meter. Sementara
di daerah timur topografi lebih cenderung landai karena jarak antara kontur
sangat panjang, sehingga dengan kontur interval yang mencapai 100m , topografi
masih cenderung landai dan tidak membentuk suatu topografi yang curam. Struktur
bagian barat dan timur juga memiliki perbedaan, wilayah barat tentu banyak
ditemukan batuan yang telah habis lapisan atasnya karena mengalami proses
erosi. Sementara pada bagian timur banyak ditemukan sedimen sedimen atau hasil
endapan dari atas DA
S Bogowonto.
VII.
KESIMPULAN
Daerah DAS Bogownto memiliki elevasi yang beragam, mulai
eveasi 300 dibagian timur hingga mencapai elevasi 1200 di bagian barat.Pada
bagian barat yang merupakan titik tertinggi DAS yang memiliki tingkat kecuraman
lereng sangat tinggi. Bagian timur merupakan daerah dimana topografi cenderung
landai pada DAS Bogowonto. Dengan membuat garis kontur dan membuat gambaran 3
dimensinya analisis ataupun pencarian informasi yang berkaitan dengan
topografi,geologi,dan morfologi dapat diketahui dengan lebih mudah.
VIII.
DAFTAR RUJUKAN
Purmaamijaya,
Iskandar Muda. 2008. Teknik Survey dan
Pemetaan. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
LAPORAN PRAKTIKUM
GEOLOGI STRUKTUR DAN PROSES
ACARA III
PENGGAMBARAN STRUKTUR GEOLOGI
Dosen Pengampu : Ferryati
Masitoh, S.Si, M.Si.
Oleh:
Nama
mahasiswa : Agustinus Slamet S
NIM : 150722605704
Mata
Kuliah : Geologi Struktur dan Proses
Offering : G
Tanggal
Praktikum : 20 September 2016
Asisten
Praktikum : Hendra
Agus P
Ahmad
Adi
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
JURUSAN
GEOGRAFI
PROGRAM
STUDI S1 GEOGRAFI
2016
ACARA III
I. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menggambar kontur struktur geologi
beserta daerah singkapan geologi, daerah yang tererosi, dan daerah yang
terpendam.
2. Mahasiswa mampu menentukan besaran dip pada peta
kontur struktur geologi
II. Alat dan Bahan
1. Alat
·
Alat tulis
·
Laptop
2. Bahan
·
Kertas kalkir
·
Peta topografi
III.Dasar Teori
Peta adalah suatu penyajian pada bidang datar dari
seluruh atau sebagian unsur permukaan bumi digambar dalam skala tertentu dan
sistem proyeksi tertentu. Peta seringkali sangat efektif untuk menunjukkan
lokasi dari obyek obyek alamiah maupun obyek buatan manusia, baik ukuran maupun
hubungan antara satu obyek dengan obyek lainnya. Sebagaimana dengan foto, peta
juga menyajikan informasi yang barangkali tidak praktis apabila dinyatakan atau
digambarkan dalam susunan kata-kata. Secara umum peta diartikan sebagai
gambaran konvensional dari pola bumi yang digambarkan seolah olah dilihat dari
atas ada bidang datar melalui satu bidang proyeksi degan dilengkapi tulisan
tulisan untuk identifikasinya. Peta mengandung arti komunikasi. Artinya
merupakan suatu signal antara sipengirim pesan (pembuat peta) dengan si
penerima pesan (pemakai peta). Dengan demikian peta digunakan untuk mengirim
pesan berupa informasi tetang realita dari fenomena geografi. Peta pada
dasarnya adalah sebuah data yang dirancang untuk mampu menghasilkan sebuah
informasi geografis melalui proses pengorganisasian dari kolaborasi data
lainnya yang berkaitan dengan bumi untuk menganalisis, memperkirakan dan
menghasilkan gambaran kartografi. Informasi ruang mengenai bumi sangat
kompleks, tetapi pada umunmya data geografi mengandung 4 aspek penting, yaitu:
1. Lokasi-lokasi yang berkenaan dengan ruang, merupakan objek-objek ruang yang
khas pada sistem koordinat (projeksi sebuah peta). 2. Atribut, informasi yang
menerangkan mengenai objek-objek ruang yang diperlukan. Hubungan ruang,
hubungan lojik atau kuantitatif diantara objek-objek ruang, Waktu, merupakan
waktu untuk perolehan data, data atribut dan ruang. 3. Pemetaan adalah suatu
proses menyajikan informasi muka Bumi yang berupa fakta, dunia nyata, baik
bentuk permukaan buminya maupun sumberdaya alamnya, berdasarkan skala peta,
sistem proyeksi peta, serta simbol-simbol dari unsur muka Bumi yang disajikan.
4. Penyajian unsur-unsur permukaan bumi di atas peta dibatasi oleh garis tepi
kertas serta grid atau gratikul. Diluar batas tepi daerah peta, pada umumnya
dicantumkan berbagai keterangan yang disebut tepi. Keterangan tepi ini
dicantumkan agar peta dapat dipergunakan sebaik-baiknya oleh pemakai peta.
Penyusunan dan penempatan keterangan tepi bukan merupakan hal yang mudah,
karena semua informasi yang terletak disekitar peta harus memperlihatkan
keseimbangan. (Sukandarrumidi,dkk.2011)
Geologi
struktur adalah ilmu yang mempelajari struktur-struktur individual (kerak bumi)
seperti antiklin-antiklin, sesar sungkup(thrust), sesar- sesar, liniasi dan
lainnya dalam suatu unit tektonik.
(Bagdly, 1965)
Geologi
struktur adalah meliputi struktur primer dan sekunder Ò
Struktur primer adalah struktur yang terbentuk saat pembentukkan batuan ,
misalnya struktur sedimen pada batuan sedimen, struktur aliran pada batuan beku
dan struktur foliasi pada batuan metamorf.
Struktur sekunder adalah struktur yang terbentuk setelah proses
pembentukan batuan terutama akibat adanya tegasan eksternal yang bekerja selama
ataupun setelah pembentukan batuan. Contoh struktur sekunder adalah kekar,
sesar dan lipatan. Bagian terbesar dari geologi struktur terutama mempelajari
struktur sekunder ini. (Spenser, 1977)
IV. Langkah Kerja
A. Menggambar kontur struktur geologi dan menentukan
singkapan geologi
1. Menentukan perkiraan
arah garis strike.
2. Menentukan titik
ketinggian kontur struktur dengan pendekatan three point problem antara
titik-titik singkapan yang sudah diketahui ketinggiannya sebagai dasar
penggambaran struktur geologi
3. Menghubungkan
titik-titik struktur yang sudah diketahui secara perpendicullar melalui spasi
kontur sama.
4. Memperkirakan titik
singkapan geologi dengan menentukan titik-titik kontur struktur yang sama
dengan titik kontur topografi
5. Menghubungkan
titik-titik singkapan sehingga diketahui batas litologinya.
B. Menentukan besar sudut Dip
1. Membuat penampang
melintang pada garis kontur struktur geologi (Pada kertas milimeter)
2. Mengukur sudut
kemiringan penampang dengan formula
Tan (sudut dip) = kontur interval / jarak antar kontur
V. Hasil Praktikum
a. Peta kontur struktur geologi (terlampir)
b. Peta kontur struktur geologi pada
kertas kalkir (terlampir)
c. Perhitungan besaran dip pada peta
kontur geologi (terlampir)
VI. Pembahasan
Praktikum Geologi Struktur dan Proses acara 3 kali ini
digunakan peta topografi dengan skala 1:5000, yang didalamnya terdapat susunan
batuan yaitu lempung dan breksi. Breksi
berada pada lapisan bawah dikarenakan batuan breksi berasal dari magma yang
membeku dan waktu pembentukannya atau munculnya relatif lebih dahulu. Sementara
mudstone merupakan batuan sedimen yang tentu saja pembentukannya berada di
akhir, karena harus menunggu ada suatu material dasar pembentuk lempung tersebut
muncul, sehingga menjadikan lapisan lempung berada di atas batuan breksi.
Peta struktur geologi dibuat dengan menghubungkan titik
yang memiliki dip, dihubungan dengan suatu garis lurus. Garis lurus dan sejajar
sebagai acuan interval per struktur geologinya. Titik dimana terjadi
perpotongan antara titik struktur geologi dan topografi yang sama menjadi acuan
penggambaran garis pembatas litologi. Sehingga dapat ditentukan apakah
terpendam,berada di permukaan atau tererosi.
Diketahui dari
hasil penggambaran terdapat batuan breksi dan mudstone atau lempung. Pada sisi
bagian selatan didominasi oleh batuan breknya masih terpendam karena garis
topografinya masih lebih tinggi,. Sementara disisi bagian utara masih nampak
mudstone yang berada dipermukaan,karena selisih antara garis topografi dan
struktur geologinya masih relatif sama. Pada daerah dengan topografi yang lebih
rapat, singkapan dari breksi lebih cenderung telah tererosi karena selisih
struktur geologinya lebih tinggi dari garis topografi.
Analisis lanjutan dari hal diatas dapa diartikan bahwa
pada daerah selatan batuan breksi masih terpendam cukup dalam di bawah
permukaan tanah. Apabila melangkah lebih jauh ke utara maka ditemukan mudstone
yang posisinya relatif sama dengan topografi, sehingga bukan tidak mungkin
didaerah tengah permukaan tanah berupa tanah lempung. Pada daerah sisi utara
dengan topografi rapat, lapisan breksi telah nampak dan bahkan telah tererosi.
Hal ini disebabkan karena pada topografi rapat yang curam tentu meningkatkan
laju erosi, sehingga lapisan tanah diatas akan terangkat dan memunculkan
lapisan tanah bawah, yaitu batuan breksi. Untuk bagian selatan erosi akan
lambat kerena toografinya cenderung landai, sehingga batuan breksi yang masih
tependam akan memakan waktu relatif lama untuk muncul di permukaan. Sementara
dip diperoleh nilai sebesar 33°, dan arah jurus atau strike E 30° S, atau
cenderung mengarah ke tenggara.
VII. Kesimpulan
1.Kerapatan dari topografi mempengaruhi cepat atau
lambatnya erosi yang terjadi
2.Dengan adanya erosi
lapisan atas maka akan memunculkan lapisan tanah selanjutnya yang berada dibawah.
VIII.Daftar Rujukan
Sukandarrumidi,dkk. 2011.
Pemetaan Geologi. Yogyakarta.Universitas Gadjah
Mada..
LAPORAN PRAKTIKUM
GEOLOGI STRUKTUR DAN PROSES
ACARA IV
PENGUKURAN STRATIGRAFI
Dosen Pengampu :
Ferryati Masitoh, S.Si,
M.Si.

Oleh:
Nama mahasiswa : Agustinus Slamet S
NIM : 150722605704
Mata Kuliah : Geologi Struktur dan Proses
Offering : G
Tanggal
Praktikum : 28 September 2016
Asisten
Praktikum : Hendra
Agus P
Ahmad
Adi
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
JURUSAN
GEOGRAFI
PROGRAM
STUDI S1 GEOGRAFI
2016
ACARA
IV
I.TUJUAN
Mahasiswa mampu membuat
peta isobat.
Mahasiswa mampu
menghitung ketebalan lapisan batuan.
II.ALAT DAN BAHAN
A.ALAT B.BAHAN
1.Pensil 1.Kertas
Kalkir
2.Penggaris 2.Kertas
Milimeter blok
3.Penghapus 3.Peta
topografi dan struktur
III.DASAR TEORI
Geologi
struktur adalah ilmu yang mempelajari struktur-struktur individual (kerak bumi)
seperti antiklin-antiklin, sesar sungkup(thrust), sesar- sesar, liniasi dan
lainnya dalam suatu unit tektonik. (Bagdly, 1965)
Geologi struktur adalah meliputi
struktur primer dan sekunder Ò Struktur primer adalah struktur yang
terbentuk saat pembentukkan batuan , misalnya struktur sedimen pada batuan
sedimen, struktur aliran pada batuan beku dan struktur foliasi pada batuan
metamorf. Struktur sekunder adalah
struktur yang terbentuk setelah proses pembentukan batuan terutama akibat
adanya tegasan eksternal yang bekerja selama ataupun setelah pembentukan
batuan. Contoh struktur sekunder adalah kekar, sesar dan lipatan. Bagian
terbesar dari geologi struktur terutama mempelajari struktur sekunder ini.
(Spenser, 1977)
Stratigrafi
dalam arti luas adalah ilmu yang membahas aturan, hubungan dan kejadian
(genesa) macam-macam batuan di alam dalam ruang dan waktu sedangkan dalam arti
sempit ialah ilmu pemerian lapisan-lapisan batuan. Penggolongan Stratigrafi
ialah pengelompokkan bersistem batuan menurut berbagai cara, untuk mempermudah
pemerian, aturan dan hubungan batuan yang satu terhadap lainnya. Kelompok
bersistem tersebut di atas dikenal sebagai Satuan Stratigrafi. Batas Satuan
Stratigrafi ditentukan sesuai dengan batas penyebaran ciri satuan tersebut
sebagaimana didefinisikan. Batas Satuan Stratigrafi jenis tertentu tidak harus
berhimpit dengan batas Satuan Stratigrafi jenis lain, bahkan dapat memotong
satu sama lain. ( IAGI, 1996 )
IV.LANGKAH
KERJA
A. Membuat kontur struktur geologi
1.
Menentukan titik- titik singkapan geologi / outcrop yang merupakan bidang
kontak antar materi geologi, pada titik pertemuan antara batas / bidang kontak
dengan kontur topografi.
2.
Menentukan kontur struktur geologi berdasarkan titik singkapan / pertemuan dan
beri indeks kontur (label)
B. Membuat kontur Isobath
1.
Mencari titik pertemuan kontu topografi dan kontur struktur / titik singkapan
lalu menentukan kedalaman dengan rumus (ketinggian kontru topografi –
ketinggian kontru struktur.
2.
Membuat kontur isobath dengan interval kontur 30, 60, 90 dan 120
C. Menentukan ketebalan sejati dan ketebalan
vertikal
1.
Menghitung ketebalan vertikal dengan cara menghitung selisih kontur topografi
di antara 2 kontru struktur
2.
Menentukan besaran sudut Dip sebagaimana acara 3
3.
Menghitung ketebalan sejati / TT (True Thickness) dengan rumus :
TT
= VT cos (dip).
V.HASIL
PRAKTIKUM
a. Peta pada lembaran
(terlampir)
b. Peta pada kertas
kalkir
c.Perhitungan dip &
ketebalan sejati
VI.PEMBAHASAN
Praktikum
Geografi Struktur dan Proses kali ini adalah menggambar garis isobat, garis
isobat dapat digunaan sebagai suatu acuan dalam analisis kedalaman dari suatu
lapisan batuan dan tebal suatu lapisan. Untuk menggambarkan garis isobat ini
diperlukan langkah langkah tertentu.
Adapun
langkah pertama yang dilakukan adalah menggambar garis lurus sebagai garis
kontur struktur suatu lapisan batuan. Setalah itu didapatkanlah titik pertemuan
antara garis kontur sturktur dengan garis kontur toografi, yang pada setiap
pertemuan ini diberikan titik titik sebagai penanda. Hitung pada setiap titik
selisih antara kontur struktur dengan kontur topografi. Dari langkah ini pada
setia titik diperolehlah nilai nilai antara 30-120meter. Hubungkan titik titik
yang memiliki nilai sama kemudian akan membentuk garis, garis inilah yang
disebut dengan garis isobat. Dimana dapat diketahui kondisi letak dimana suatu
lapisan batuan maupun analisis yang lebih dalam untuk mengukur tebal suatu
lapisan.
Dalam
peta struktur dan topografi terdapat lapisan Brithdir Beds dan lapisan Lymfi
Beds. Pada sisi bagian barat peta dijumpai kontur topografi dengan jarak antar
kontur yang rapat sehingga membuat lereng topografinya tergolong curam.
Diketahui disana terdapat singkapan tererosi, hal ini diketahui bahwa
ketinggian dari suatu lapisannya telah melebihi ketinggian dari kontur
topografi. Sementara dibagian barat diketahui bahwa lapisan batuan yang ada
masih terpendam. Hal ini dapat terjadi karena ketinggian topografi pada sebelah
barat masih cenderung lebih tinggi dari kontur strukturnya.
Lapisan
pada bagian dengan topografi yang tinggi dan rapat akan membuat lapisan batuan
dibawahnya lebih cepat terlihat atau bahkan tereorosi, hal ini dikarenakan
tingkat erosi didaerah dengan topografi tinggi dan rapat akan semakin tinggi.
Dengan laju erosi yang tinggi maka lapisan yang ada dibagian atas akan
berpindah ketempat lain yang lebih rendah, sehingga lapisan dibawahnya akan
terlihat.
Singkapan
yang terjadi pada peta kontur struktur dan topografi dalam praktikum kali ini
diketahui memiliki sudut dip sebesar 7°, dan keberadaan lapisan batuan yang
masih terpendam rata rata berada di kedalaman sekitar 30 meter dibawah
permukaan tanah yang merupakan lapisan Lymfi Beds. Sementara hasil dari
perhitungan ketebalan sejati dari lapisan Rhonda Beds diperoleh dan diketahui
lapisannya memiliki ketebalan sejati sebesar 89 meter.
VII.KESIMPULAN
1.Garis
isobat stratigrafi Rhonda Beds berada pada kedalaman dengan interval 30 hingga
90 meter.
2.Ketebalan
lapisan Lymfi Beds mencapai 89 meter dengan besar sudut dip mencapai 7°
VIII.DAFTAR
PUSTAKA
Sukandarrumidi,dkk. 2011.
Pemetaan Geologi. Yogyakarta.Universitas Gadjah
Mada.
No comments:
Post a Comment