I.1 LATAR BELAKANG
Air merupakan kebutuhan dasar bagi makhluk hidup termasuk manusia. Kebutuhan akan air tersebut dapat diperoleh dari berbagai macam sumber, antara lain: menampung air hujan, air permukaan, ataupun air tanah. Perkiraan kuantitas dan distribusi air di bumi diberikan dapat dikatakan sebesar 97 persen dari air di bumi ada di laut dan sisanya sebesar 1,7 persen ada di kutub-kutub bumi berupa es, 1,7 persen berupa air bawah tanah dan hanya 0,1 persen berada sebagai air permukaan dan atmosfer (Indarto, 2010: 7)
Berdasarkan berbagai sumber air tersebut masyarakat banyak menggunakan air tawar yang berasal dari air tanah sebagai pemenuhan kebutuhan kehidupan mereka. Air menjadi sumberdaya yang penting untuk mendukung kehidupan, keberadaan air tidak hanya cukup memenuhi syarat jumlah yang banyak secara kuantitas tetapi juga memiliki kualitas yang baik. Seringkali masyarakat memandang kebutuhan air sudah cukup terpenuhi apabila ada jumlah yang cukup banyak, sedangkan kualitasnya kurang diperhatikan.
Menurut Travis (1977, dalam Langgeng Wahyu Santosa dan Tjahyo Nugroho Adji, 2006: 169) terdapat beberapa keuntungan menggunakan air tanah sebagai sumber air bersih antara lain: (1) kualitasnya relatif lebih baik dibandingkan air permukaan dan tidak terpengaruh musim, (2) cadangan air tanah lebih besar dan mudah diperoleh dengan cara sederhana dibanding sumber air lainnya, (3) tidak memerlukan tampungan dan jaringan transmisi untuk mendistribusikannya sehingga biaya lebih murah. Penyediaan air bersih bagi masyarakat yang paling murah adalah bila diperoleh dari penurapan air tanah, khususnya air tanah bebas (Langgeng Wahyu Santosa dan Tjahyo Nugroho Adji, 2006: 169).
Kuantitas atau jumlah penduduk dapat sebagai potensi maupun menjadi beban bagi suatu negara, akan menjadi potensi apabila jumlah penduduk seimbang dengan sumber daya yang lain serta mempunyai kualitas hidup yang baik. Sebaliknya, menjadi beban apabila jumlah penduduk melampaui kapasitas wilayah Negara tersebut.
Dikarenakan pada masa sekarang ini, penduduk suatu kota yang keberadaannya tidak hanya mempengaruhi jumlah kebutuhan akan air bersih, namun juga mempengaruhi kualitas akan air bersih. Sudah banyak didapati bahwa kualitas air bersih yang berasal dari sungai kini tidak layak pakai, karena pencemaran. Sehingga dengan ketersediaan akan air bersih pun belum tentu mampu memenuhi kebutuhan akan air, ditambah dengan kondisi air bersih yang semakin berkurang karena pencemaran.
I.2 RUMUSAN MASALAH
1.Apakah kuantitas air bersih pada pada suatu wilayah mampu memenuhi kebutuhan penduduknya?
2.Apa penyebab turunnya kualitas air bersiih dan naiknya kuantitas permintaan akan air bersih?
3.Bagaimana solusi penanganan akan air bersih pada suatu wilayah kota?
I.3 TUJUAN
1.Mengetahui tingkat pemenuhan akan air bersih terhadap jumah air bersih yang dibutuhkan.
2.Mengetahui masalah penyebab turunnya kualitas air bersih dan naiknya permintaan akan air bersih.
3.Mengetahui suatu solusi penanganan akan pemenuhan air bersih pada wilayah kota.
I.4 MANFAAT
1.Diketahuinya tingkat pemenuhan air bersih terhadap jumlah air bersih yang dibutuhkan.
2.Diketahuinya masalah penyebab turunnya kualitas dan naiknya kuantitas permintaan akan air bersih.
3.Diketahuinya solusi penanganan akan pemenuhan air bersih pada wilayah kota.
II. PEMBAHASAN
II. PEMBAHASAN
Pada era modern kali ini tentu sudah kita ketahui bersama bahwa banyak terjadi urbaniasi, yaitu beralihnya suatu masyarakat dari desa untuk menuju kota. Disisi lain tentu kita juga memahami bahwa kota memiliki unsur dimana jumlah penduduk pada wilayahnya sangat banyak. Apabila ditambah dengan adanya urbaniasi tentu akan menambah jumlah penduduk yang ada pada wilayah kota.
Kebutuhan akan ar bersih merupakan salah satu kebutuhan mutlak bagi setiap mahluk hidup, tak terkecuali kehidupan masyarakat yang ada di wilayah kota. Dengan ada banyaknya penduduk kota tentu akan membuat kebutuhan akan air bersih semakin meningkat. Namun hal ini tidak diimbangi dengan pengolahan air yang baik, dan bahkan jumlah penduduk ini justru menjadi masalah karena ketidaksadaran akan ingkungan. Seperti, membuang sampah pada sungai dan saluran pembuangan limbah pabrik tidak pada standart yang ditentukan.
Hal seperti itu tentu akan menurunkan kualitas air yang ada ada suatu kota, sehingga air menjadi tidak layak minum bahkan tidak layak untuk digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan. Untuk suatu kota yang memiliki penduduk asli saja pun dengan suatu kuantitas air yang ada belum tentu mampu terpenuhi dengan maksimal. Apalagi air bersih sudah tercemar dan penduduk wilayah kota menjadi membludak karena adanya arus urbanisasi.
Sebagai solusi akan hal ini penerapan dari ‘Green Water’ tentu sangat dibutuhkan, dimana pada ada banyak cara untuk menangani masalah akan kebutuhan air bersih. Pertama, dapat dilakukan dengan cara pengelolaan air sungai sehingga mampu memenuhi baku mutu air sebagai pemenuhan kebutuhan. Namun juga harus dibarengi dengan suatu langkah kesadaran akan masyarakat untuk tidak membuang sampah pada sungai sebagai salah satu faktor dominan penyebab sungai tercemar. Penerapan peraturan ketat untuk abrik pabrik juga harus diterapkan. Dimana pabrik tidak membuang limbah pencemar ke sungai namun harus melewati proses penetralan zat kimia berbahaya pada limbahnya.
Adapun langkah kedua dapat dilakukan dengan pembuatan sarana prasarana berupa taman hijau, dimana taman hijau ini tidak hanya sebagai taman rekreasi, namun juga mampu berfungsi sebagai lahan tangkapan air hujan. Sehingga diharapkan taman ini mampu meresapkan air hujan ke tanah sebagai langkah untuk melakukan recharge atau pengisian ulang air tanah. Sehingga kebutuhan air tanah akan tetap terpenuhi, jumlah air tanah yang diambil berimbang dengan air tanah yang masuk. Penerapan penanaman seperti ini juga dapat dilakukan di daerah hulu sungai dan bantaran sungai. Konservasi di daerah hulu ini berfungsi untuk mencegah degradasi lahan yang nantinya bisa berdampak penurunan akan kualitas air bersih. Langkah ini tidak hanya melibatkan satu wilayah, namun juga antar wilayah dengan area yang sangat luas.
Penerapan ‘Green Water’ ini diharapkan mampu menjadi cara ampuh guna pemenuhan air bersih untuk kehidupan masyarakat. Dikarenakan air bersih merupakan suatu yang mutlak bagi segala kehidupan. Dengan adanya penerapan ini, masyarakat harus sadar akan lingkungan, dan memanfaatkan segala yang tersedia di alam guna dimanfaatkan sesuai kebutuhan tanpa mengurangi daya dukung alam itu sendiri. Green Water merupakan salah satu cara untuk upaya penerapan kehidupan manusia yang ramah lingkungan pada era serba tekhnologi saat ini.
III.PENUTUP
3.1KESIMPULAN
1.Green Water merupakan salah satu cara perbaduan tekhnologi dengan alam guna pengolahan air bersih sebagai kebutuhan pokok manusia.
2.Green Water merupukan ide dimana menjadikan kehidupan manusia era modern kembali menuju ke alam.
3.2SARAN
1.Penerapan Green Water harus dimulai dengan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan.
2.Penerapan Green Water harus mampu memadukan antara tekhnologi dengan lingkungan.
DAMPAK
PEMUKIMAN PADA SEMPADAN SUNGAI TERHADAP KONDISI SUNGAI KELURAHAN BARENG
Abstrak
Wilayah
Keluruhan Bareng merupakan salah satu Kelurahan yang termasuk dalam cakupan
wilayah tengah Kota Malang. Kehidupan masyarakat Bareng akan kesadaran
lingkungan cukup baik, dilihat dari adanya taman vertikal. Namun kesadaran akan
kelestarian sungai masih rendah. Oleh karena itu peninjauan ini dilakukan guna
mengetahui kondisi apakah ada hubungan antara pemukiman pada sempadan sungai
dengan kondisi sungai. Adapun metode yang dilakukan kualitatif dengan tipe
penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan secara cermat
karakteristik dari suatu gejala atau masalah yang diteliti. Didapatkan bahwa
dengan taraf pendidikan yang tinggi, namun masih ditemukan ketidak sadaran akan
kelestarian lingkungan sesungguhnya. Dimana masyarakat masih membuang sampah
pada aliran sungai yang akhirnya mempengaruhi kondisi sungai.
1.PENDAHULUAN
1.1Latar
Belakang
Air
merupakan kebutuhan primer dalam kehidupan ini. Ketersediaan air pada suatu
wilayah baik dari segi kualitas maupun kuantitas akan sangat berpengaruh bagi
kehidupan ini. Pemanfaatan sumberdaya air secara tidak terkontrol dan seimbang
antara ketersediaanya dengan kebutuhan akan mempengaruhi ketersediaanya. Air
dan tanah merupakan sumber daya alam yang memiliki peranan penting dalam
kehidupan makhluk hidup. Perubahan dari kualitas dan kuantitas air baik
permukaan maupun sangatlah dipengaruhi oleh pola pengelolaan lahan yang ada
pada daerah tersebut.
Pemanfaatan
lahan adalah segala bentuk campur tangan manusia atau kegiatan manusia baik
secara siklus maupun parmanen terhadap suatu kumpulan sumberdaya alam dan
sumberdaya buatan yang secara keseluruhan disebut lahan dengan tujuan untuk
mencukupi kebutuhan baik meterial, spiritual maupun keduannya (Yunus, 2001
dalam Sahetapy, 2002). Todd (1980) mengemukakan akibat dari aktifitas yang
berbeda-beda menghasilkan limbah yang berbeda pula, yang dibuang ke lingkungan
sehingga mempunyai pengaruh terhadap kemerosotan air tersebut. Limbah dan
bahan-bahan kimia berupa padatan ataupun cairan, dalam bentuk senyawa organik
maupun anorganik, dan organisme akan sampai
mencemari air permukaan.
Air
memiliki peranan yang sangat penting dalam lingkungan hidup terutama untuk
kepentingan rumah tangga (domestik) maupun untuk kepentingan industri. Di
beberapa daerah, ketergantungan pasokan air bersih dari mencapai ± 70 persen.
Sehingga jelas bahwa segala aktifitas manusia di atas permukaan bumi sangat
mempengaruhi sumber daya alam terutama air dalam suatu wilayah. Air permukaan
secara alami banyak yang mengandung unsur-unsur fisik atau biologi yang
tersuspensi, dan juga mengandung unsurunsur kimia terlarut yang berasal dari
batuan dimana air itu berasal dan akan bertambah apabila berlangsung kegiatan
di atas lahan yang menghasilkan limbah terutama limbah cair atau bertambah
sepanjang Jurnal Budidaya Pertanian, Vol. 7. No 1, Juli 2011, Halaman 21-28 22
garis aliran kalau air mengalir melewati berbagai pemanfaatan lahan (Sahetapy,
2002).
Salah
satu faktor yang juga mempengaruhi kualitas air yaitu karakteristik lahan
tersebut seperti kemiringan lereng dan tekstur. Kemiringan lereng permukaan
lahan mempengaruhi gerakan air secara vertikal. Dengan demikian semakin miring
suatu lereng, semakin cepat air itu akan mengalir, semakin mudah bahan-bahan
terlarut yang ikut terangkut ke lereng di bawahnya sehingga cepat pencemaran
yang terjadi pada air. Demikian pula dengan kondisi tekstur tanah. Tanah-tanah
yang bertekstur pasir mempumyai luas permukaan yang kecil sehingga sulit
menahan air (Hardjowigeno, 1992). Mengakibatkan pencemaran lebih mudah terjadi
pada tanah bertekstur pasir. Akibat aktifitas yang cukup banyak mengakibatkan
limbah yang dihasilkan selalu berbeda-beda, limbah dan bahan-bahan kimia berupa
padatan ataupun cairan, dalam bentuk senyawa organik yang dapat membusuk atau
terdegradasi oleh mikroorganisme seperti bahan makanan maupun dalam bentuk
senyawa anorganik seperti sabun, deterjen, sampo, dan bahan pembersih lainnya
yang pada umunya berasal dari asam lemak (stearat, palmitat, atau oleat) yang
direaksikan dengan basa Na(OH) atau K(OH) (Wardhana, 2003) dan juga adanya
bahan buangan cairan berminyak yang dibuang ke lingkungan yang mengandung
senyawa benzena, sehingga memungkinkan terjadinya pencemaran air. Dengan
demikian faktor tingkat permukiman dan karakteristik lahan, keduanya memiliki
pengaruh terhadap kualitas kima air pada daerah penelitian
1.2Permasalahan
Permasalahan
dalam kajian ini adalah: Bagaimana dampak pemukiman pada bantaran sungai
terhadap kondisi kualitas air sungai.
1.3Tujuan
Penelitian
1.Mengetahui
kondisi kualitas air sungai.
2.Mengetahui
faktor yang menyebabkan pencemaran air sungai.
2.KERANGKA
TEORI
2.1Kepadatan
Penduduk
Kepadatan
penduduk adalah perbandingan antara jumlah penduduk luas wilayah yang dihuni (
Ida Bagoes Mantra, 2007 ). Ukuran yang biasa digunakan adalah jumlah penduduk
setiap satu kilometer persegi. Kepadatan pendudu dapat mempengaruhi kualitas
hidup penduduknya. Pada daerah dengan kepadatan yang tinggi, usaha eningkatan
kualitas penduduk akan lebih sulit dilakukan. Hal ini menimbulkan permasalahan
ekonomi, kesejahteraan, keamanan, ketersediaan lahan, dan air bersih. Dampak
yang paling besar adalah kerusakan lingkungan.
2.2.Kualitas
Hidup Masyarakat
Indikator
sosial ekonomi adalah indikator yang digunakan untuk memberikan tingkat
kemajuan ekonomi antara negara negara maju dengan negara yang sedang
berkembang, dan juga dapat memberi gambaran tentang laju pertumbuhan
kesejahteraan masyarakat di tiap tiap negara.
Adapun
indikator sosial antara lain:
a.Mata
Pencaharian
b.Kesehatan
c.Pendidikan
d.Pendapatan.
2.3.Kualitas
Air
Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau
kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu.
Dengan demikian kualitas air akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain,
sebagai contoh kualitas air untuk keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air
untuk keperluan air minum. Begitu pula dengan air bersih, air minum dan air
hujan, tentunya memiliki kesamaan, namun sangat jauh berbeda diantara
ketiganya. Mulai dari kandungan yang terdapat dalam air tersebut hingga sumber
dari air itu sendiri. Dan tentunya penggunaan dari ketiganya juga berbeda dalam
kehidupan sehari-hari.
3.Metode
Penelitian
Dalam
penelitian ini digunakan metodologi kualitatif dengan tipe penelitian
deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan secara cermat karakteristik dari
suatu gejala atau masalah yang diteliti. ( Ulber Silalahi, 2009) Tehnik
pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini melalui studi kepustakaan,
pengumpulan data –data sekunder serta dokumentasi. Sedangkan untuk menganalisa
data digunakan.
4.Hasil
Penelitian dan Pembahasan
a.Letak
Geografis
Kelurahan Bareng dengan luas
wilayah 10,650 Km2 dengan ketinggian dari permukaan laut 4,44 m dpl, suhu
maksimum / minimum 30°C – 18°C, curah hujan 44 mm/tahun dengan topografi
bentuk wilayah datar sampai berombak.
b.Batas Administratif
Sebelah Utara
Sebelah Timur
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
|
:
:
:
:
|
Kelurahan Gading
Kasri Kecamatan Klojen
Kelurahan Kauman
Kecamatan Klojen
Kelurahan
Tanjungrejo Kecamatan Sukun
Kelurahan Pisang
Candi Kecamatan Sukun
|
c.Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan :
►
Taman Kanak kanak
►
Sekolah Dasar
►
SMP
►
SMA / SMK
►
AKADEMI
►
SARJANA
►
PASKASARJANA
|
:::::
:
:
|
580
3,187
4.719
4.464
3,063
2.828
175
|
jiwa
jiwa
jiwa
jiwa
jiwa
jiwa
jiwa
|
d.Jumlah
Penduduk Menurut Mata Pencaharian :
►
Swasta
►
Pedagang
►
PNS
►
TNI
►
Pensiunan (ABRI/PNS)
|
:::::
|
5.674
1,535
1,090
82
450
|
Jiwa
Jiwa
Jiwa
Jiwa
Jiwa
|
e.Penduduk Menurut Kewarganegaraan :
NO.
|
STATUS
|
L
|
P
|
JUMLAH
|
KK
|
1.
|
WNI
|
9.009
|
9.456
|
18.465
|
3.681
|
2.
|
WNA
|
–
|
–
|
–
|
–
|
JUMLAH
|
9.009
|
9.456
|
18.465
|
3.681
|
4.1.Dampak
Kepadatan Penduduk Terhadap Kualitas Air Sungai
Sempadan
Sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai, termasuk sungai buatan,
kanal, saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk
mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Dalam hal ini area sempadan sungai
yang seharusya steril hingga radius beberapa meter bergantung dengan kebijakan
pemerintah tidak lagi dilihat di lingkungan bareng. Saat ini yang terlihat
dengan luas wilayah yang tidak cukup besar namun memiliki jumlah penduduk yang
banyak, sehingga terjadi kepadatan penduduk. Kepadatan ini menimbulkan
permintaan akan ruang atau space untuk pemukiman semakin meningkat, dengan
terbatasnya ruang ini menjadikan sempadan sungai sebagai solusi masyarakat
dalam mendirikan bangunan pemukiman. Secara langsung dan tidak langsung makan
hal ini akan mempengaruhi fungsi sungai dan bahkan mempengaruhi kondisi kualitas
air sungai.
Hasil
dari sekunder yang diperoleh dan data primer berupa dokumentasi lapangan memang
menunjuukan suatu yang sesuai. Kesesuaian ini terletak pada tergambar jelasnya
adanya pemukiman di sempadan sungai menyebabkan fungsi dan kondisi air sungai
berubah. Didapatkan pada saat peninjauan lapangan aliran sungai di wilayah
lingkungan Bareng banyak ditemukan limbah padat berupa sampah sampah plastik
dan sampah anorganik lainnya. Selain itu juga dapat dilihat aliran air sungai
tidak lagi jernih melainkan keruh hampir mendekati hitam.
Adanya
sampah sampah padat ini berasal dari masyarakat sekitar yang membuang limbah
padat rumah tangganya secara langsung ke sungai. Dimungkinkan masyarakat tidak
perlu lagi jauh berjalan menuju tempat pembuangan sampah, sehingga sungai
menjadi pilihan untuk membuang sampah dengan anggapan sampah akan hilang
terbawa aliran sungai. Selain limbah padat, limbah cair berupa sisa limbah
rumah tangga diantaranya adalah deterjen bekas cuian,mck, dll juga secara
langsung dialirkan ke sungai tanpa melewati suatu pemrosesan.
Ada banyak sekali dampak yang ditimbulkan dari kondisi
seperti ini, limbah padat hasil rumah tangga tentu dapat menyumbat aliran air
sungai, sehingga aliran terhambat dan pada saat musim penghujan dengan
bertambahnya debit sungai, maka akan rawan bencana banjir yang tentu merugikan
masyarakat setempat sendiri. Limbah cair hasil rumah tangga tidak terlihat mata
adanya, namun dalam pengaruh kondisi ualitas air tentu memiliki dampak yang
sangat besar. Limbah cair deterjen hasil rumah tangga tentu memiliki banyak zat
kimia beracun yang mencemari kualias air, shingga terjadi penurunan kualitas
air sungai. Hal ini menyebabkan ekosistem sungai terganggu, serta air sungai
tidak lagi layak pakai karena dibawah baku mutu air. Kondisi ini tentu membuat
air sungai tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal sebagai mestinya.
Kondisi ini sangat disayangkan apabila melihat
masyarakat wilayah lingkungan Bareng yang sebenarnya memiliki tingkat
pendidikan sudah baik. Diharapkan dari tingkat pendidikan ini bisa menjadikan
tumbuhnya juga kesadaran akan lingkungan namun belum bisa tercipta harapan
sesuai keinginan. Terlebih lokasi lingkungan Bareng masih termasuk pada lingkup
wilayah yang berada di tengah Kota Malang.
4.2Strategi
Penanganan Masalah
Ada
banyak upaya yang bisa dilakukan sebagai solusi penanganan dalam permasalahan
ini diantaranya :
1.Penerapan
akan sterilisasi sempadan sungai perlu dipertegas.
2.Perlu
adanya pemberdayaan masyarakat akan kesadaran kondisi lingkungan yang
berkelanjutan.
3.Adanya
suatu inovasi pembentukan tim pelopor peduli lingkungan sangat akan menjadi
ujung tombak dalam terciptanya masyarakat yang peduli akan kelestarian
lingkungan
II.PENUTUP
1.Kesadaran
masyarakat lingkungan Bareng sebenarnya cukup baik, kesadaran ini dapat dilihat
dari masyarakat lingkungan bareng yang telah mendirikan taman vertikal, namun
kesadaran akan kondisi aliran air sungai masih minim.
2.Segi
pendidikan masyarakat lingkungan bareng telah terbilang baik namun masih
diperlukan suatu usaha dalam menumbuhkan kesadara akan lingkungan.
3.Adanya
petugas kebersihan dari Pemerintah Kota Malang telah sangat baik, namun
masyarakat gang sempit.
III.REKOMENDSI
1.Diperluka
suatu penumbuhan kesadaran akan kelestarian lingkungan secara menyeluruh, tidak
hanya pada RTH namun juga pada seluruh unsur lingkungan lainnya.
2.Pemaksimalan
petugas kebersihan yang bisa menjangkau seluruh pemukiman yang melewati gang
gang sempit.
3.Secepatnya
dibentuk suatu sosialisasi akan pembentukan tim yang mampu mempelopori
masyarakat peduli lignkungan.
IV.DAFTAR
RUJUKAN
Badan Pusat
Statistik, 2012, Laporan BPS tahun 2012.
Badan Pusat
Statistik, 2012, Sensus Penduduk 2010.
Kelbareng.malangkota.go.id
No comments:
Post a Comment