Monday, 8 May 2017

HIDROLOGI SMT 2

BENDUNGAN SUTAMI SEBAGAI SALAH SATU BAGIAN PERUM JASA TIRTA I
Oleh : Agustinus Slamet Subekti
NIM : 150722605704
ABSTRAK
Perum Jasa Tirta merupakan salah satu Perum yang ada di Indonesia yang memiliki peran sebagai menyedia jasa dan pelayanan dalam suatu pengelolaan sumber daya air. Salah satu dari wujud dari pengelolaan tersebut ialah Bendungan Sutami yang berada di Karangkates dan dikelola oleh Perum Jasa Tirta I. Dalam pengelolaan bendungan tentu memiliki berbagai masalah, baik masalah sosial maupun masalah dari adanya pengelolaan itu sendiri, salah satunya sedimentasi yang dapat mengurangi kemampuan bendungan dalam menampung air. Oleh karena itu Jasa Tirta I sebagai pengelola harus dapat mengatasi masalah masalah yang muncul tersebut, sedimentasi yang terjadi pada bendungan harus tetap diawasi dan mendapat kontrol yang pada setiap periode secara berkala dilakukan pengerukan dan pengglontoran. Bedungan Sutami yang diharapkan bisa bertahan selama 100tahun dan sekarang ini berusia 30tahun tentu tetap harus dirawat dan dijaga agar fungsi dari adanya bendungan Sutami tetap bisa bertahan dan bermanfaat seperti harapan sebelum pembangunan.
Keywords : perum jasa tirta,bendungan sutami.

I.PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Masih banyak pihak yang belum mengetahui apa sebenarnya Perum Jasa Tirta, baik peran dan fungsi dari adanya Perum Jasa Tirta. Perum Jasa Tirta sebagai salah satu penyedia jasa yaitu sebagai salah satu pengelola sumber daya air di Indonesia dengan salah satu wujud pengelolaah sumber daya air berupa bendungan, sebagai contoh bendungan Sutami yang dikelola oleh Perum Jasa Tirta I, yang diharapkan bisa sebagai alat pendistribusian dan penyedia air yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan umum.
Pengelolaannya tentu tidak berjalan mulus seperti yang diharapkan, selalu muncul masalah masalah internal maupun eksternal yang mengganggu dari kinerja bendungan Sutami yang dikelola oleh perum Jasa Tirta I. Masalah internal yang berasal dari adanya pembangunan bendungan seperti sedimentasi menjadi salah satu faktor besar yang mempengaruhi dari kemampuan tampungan air dari bendungan. Masalah sosial yang muncul dari adanya pembangunan bendungan seperti masalah ganti rugi lahan kepada pemilik lahan sebelumnya dan mungkin masalah sosial yang muncul akibat pembagian atau pendistribusian air tidak bisa diterima oleh masyarakat penerima air yang mungkin keberatan dengan ukuran bagian dari penerimaan bagian atau jatah air. Sehingga hal ini sangat menarik untuk diulas agar semua pihak mengetahui bagaimana peran dan fungsi dari Perum Jasa Tirta, dan mengetahui bagaimana Perum Jasa Tirta mengatasi segala masalah dan kendala yang muncul dari kegiatan yang dilakukan.


B.RUMUSAN MASALAH
a.Apa itu bendungan?
b.Bagaimana sistim kerja pada bendungan sutami?
c.Apa fungsi dan peran bendungan sutami?
d.Apa masalah yang muncul pada bendungan sutami?
e.Bagaimana mengatasi masalah yang muncul pada bendungan sutami?

C.TUJUAN
Dengan adanya tulisan artikel ini diharapkan para pembaca dapat mengetahui segala sesuatu tentang Perum Jasa Tirta I khususya sebagai salah satu penyedia jasa layanan air. Pembaca juga diharapkan mengerti fungsi dan peranan dari adanya suatu bendungan. Masalah masalah dan kendala kendala eksternal dan internal yang dihadapi oleh Perum Jasa Tirta I sebagai penyedia jasa pengelolaan air bersih juga dapat diketahui oleh pembaca dan masyarakat luas. Sehingga dengan semua pihak yang mngerti akan peran dan fungsi Jasa Tirta sebagai pengelola bendungan untuk pemanfaatan secara optimal air akan memudahkan kinerja dari Perum Jasa Tirta untuk pengelolaan air dan bendungan yang dikelola akan terbebas dari segala masalah dan kendala yang menggangu dari kinerja dari bendungan itu sendiri.



II.PEMBAHASAN
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 37 Pasal 1 Tahun 2010 tentang Bendungan, bahwa bendungan adalah bangunan yang berupa urukan tanah, urukan batu, beton, dan atau pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air, dapat pula dibangun untuk menahan dan menampung limbah tambang (tailing), atau menampung lumpur sehingga terbentuk waduk. Bendungan atau waduk merupakan wadah buatan yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya bendungan. Menurut Peraturan Menteri Nomor 72/PRT/1997, bendungan adalah setiap bangunan penahan air buatan, jenis urugan atau jenis lainnya yang menampung air atau dapat menampung air, termasuk pondasi, bukit/tebing tumpuan, serta bangunan pelengkap dan peralatannya, termasuk juga bendungan limbah galian, tetapi tidak termasuk bendung dan tanggul.
Sebuah bendungan berfungsi sebagai penangkap air dan menyimpannya di musim hujan waktu air sungai mengalir dalam jumlah besar dan yang melebihi kebutuhan baik untuk keperluan, irigasi, air minum, industri atau yang lainnya. Dengan memiliki daya tampung tersebut sejumlah besar air 7 sungai yang melebihi kebutuhan dapat disimpan dalam waduk dan baru dilepas mengalir ke dalam sungai lagi di hilirnya sesuai dengan kebutuhan pada saat diperlukan. Sebuah bendungan dapat dibuat dari bahan bangunan urugan tanah campur batu berukuran kecil sampai besar atau dari beton. Bila aliran sungai yang masuk ke dalam waduk tersebut melebihi air yang dialirkan ke luar waduk sesuai dengan kebutuhan, maka isi waduk makin lama makin penuh dan dapat melampaui batas daya tampung rencananya, sehingga permukaan air dalam waduk akan naik terus dan akhirnya melimpas. Untuk mencegah terjadinya limpasan air pada sebuah bendungan, limpasan air itu dilokalisir pada bangunan pelimpah yang lokasinya dipilih menurut kondisi topografi yang terbaik. Panjang bangunan pelimpah dihitung menurut debit rencana sedemikian rupa hingga tinggi muka air waduk tidak akan naik lebih tinggi dari pusat bendungan dan bahkan biasanya direncanakan agar muka air waduk itu lebih rendah dari puncak bendungan minimum 5 m. Beda tinggi bervariasi dari 5 - 20 m. Tinggi bendungan bervariasi dari sekitar 15 m sampai ratusan meter. Disebut dengan tinggi bendungan adalah perbedaan elevasi antara puncak bendungan dengan dasar sungai lama.
Waduk Ir. Sutami, disebut juga Bendungan Sutami, Waduk Karangkates, atau Bendungan Karangkates, merupakan bendungan yang menciptakan suatu waduk karena tertahannya aliran Sungai Brantas. Waduk ini terletak di Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Bendungan ini dikelola oleh Perum Jasa Tirta I. Air waduk ini berasal dari mata air di Gunung Arjuno dan ditambah air hujan.
Waduk Ir. Sutami mempunyai fungsi sebagai:
1.Pengendali banjir dengan kala ulang 50 tahun setara 1.650 m3/detik,
2.Pembangkit listrik dengan daya 3 x 35.000 kWh (488 juta kWh/tahun),
3Penyediaan air irigasi 24 m³/dt pada musim kemarau (seluas 34.000 ha) melalui pengaliran ke hilir,
4.Pariwisata dan perikanan darat.
Pariwisata di waduk Ir Sutami saat ini dikelola oleh PJB (PT Pembangkitan Jawa-Bali) setelah sebelumnya dikelola oleh Perum Jasa Tirta I. Perikanan disini dilakukan oleh warga setempat dengan menggunakan jaring terampung yang biasa disebut kerramba (warga menyebut kerambak). Pemeliharaan ikan dengan memanfaatkan perairan di waduk Ir Sutami ini terjadi semenjak era reformasi, yang sebelumnya menangkap dan memelihara ikan di perairan ini dilarang oleh pihak pemilik bendungan. Selain manfaat sebagai sarana pariwisata dan perikanan, Bendungan Sutami yang juga biasa disebut "dam" oleh masyarakat setempat ini juga memiliki manfaat lain, yaitu digunakan sebagai akses oleh para pengentara motor untuk melintas pada siang hari dengan membayar karcis.  Waduk sutami memiliki luas daerah pengumpulan air 2050 kilometer persegi, dan dengan luas permukaan air 15 kilometer persegi. Selain itu kedalaman maksimal Sutami sebesar 31` meter engan volume air 343 juta kubik air yang memiliki ketinggian permukaan 297 meter.
Bendungan Sutami merupakan bendungan tahunan yang memanfaatkan musim penghujaan sebagai sumber dari ketersediaan jumlah air pada bendungan. Sama halnya seperti bendungan yang lain bendungan Sutami memiliki pintu pintu dengan ketinggian maksimal tertentu yang berguna sebagai pintu keluarnya air apabila telah mencapai jumlah volume air tertetu agar tidak mengalami luapan yang dapat membahayakan dari bendungan Sutami sendiri. Bendungan Sutami juga memiliki pintu pintu air sebagai pintu keluarnya air yang diatur oleh petugas untuk mengalirkan air ke suatu tujuan pada saat pendistribusian air ke wilayah atau daerah selanjutnya, tidak hanya itu pintu ini juga dibuka pada saat dilakukan pengglontoran air untuk mengurangi sedimen yang terjadi di bendungan. Namun untuk bendungan Sutami sendiri tingkat sedimen masih rendah sehingga sampai saat ini belum pernah dilakukan pengglontoran. Hal ini tentu berbeda dengan bendungan harian dibawahnya yakni bendungan Wlingi dan Lodoyo yang beberapa waktu lalu dilakukan penggelontoran untuk mengurangi sedimen yang terjadi.
Peran dan fungsi bendungan Sutami menurut Perum Jasa Tirta I sebagai alat pengendalian banjir. Dengan adanya bendungan Sutami juga berperan sebagai penampung air untuk selanjutnya di distribusikan di wilayah Blitar dan Malang sebagai penunjang kebutuhan air untuk kehidupan masyarakat. Air yang ditampung juga dimanfaatkan oleh PJB ( Pembangkit listrik Jawa-Bali ) sebagai sumber tenaga pembangkit listrik yang memiliki peran besar dalam pemenuhan kebutuhan listrik yang sangat besar arti keberadaanya. Air yang ada juga diolah untuk medapatkan suatu kualitas agar bisa memenuhi baku mutu sebagai air yang baik untuk diminum, hal ini dilakukan oleh Perum Jasa Tirta yang pada akhirnya dari adanya air ini membuat produk air minum kemasan ‘ASA’.
Pada kegiatan yang dilakukan seperti ini tidak terlepas dari adanya kendala dan masalah yang dihadapi secara internal maupun eksternal. Masalah eksternal yang mungkin dihadapi adalah pembagian air pada musim kemarau yang terkadang tidak bisa memenuhi kebutuhan air yang diperlukan disetiap wilayah, sehingga wilayah tertentu yang seharusnya bisa mendapatkan bagian air dengan jumlah tertentu tidak mendapatkan pendistribusian secara penuh dan maksimal yang akhirnya menimbulkan polemik di tengah masyarakat. Masalah seperti sengketa lahan dengan masyarakat setempat juga sering dialami pada saat akan dilakukan pembangunan bendungan. Selain masalah eksternal masalah internal pada bendungan Sutami sendiri juga menjadi masalah berat yang harus dihadapi, seperti sedimentasi yang berupa tanah liat yang sangat mengganggu dan mempengaruhi bendungan khususnya pada bendungan Sutami. Selain material liat juga muncul sampah sampah,dan mungkin adanya unsur unsur kimia pada bendungan Sutami yang tentunya menimbulkan pencemaran air yang mengganggu ekosistem air di bendungan Sutami. Sampah sampah dan limbah kimia tertentu yang ada tentunya muncul akibat aktifitas masyarakat yang membuang sampah dan adanya aktifitas pertanian di daerah daerah aliran sungai yang mengalir menuju bendungan Sutami.
Berbagai masalah internal dan eksternal yang muncul tentu memerlukan suatu penanganan. Masalah eksternal atau masalah yang timbul dari pihak luar seperti sengketa lahan pada pembangunan bendungan Sutami sendiri tidak terjadi seperti masalah yang mungkin muncul pada saat pembangunan yang dilakukan di daerah lain. Hal ini diatasi dengan adanya transmigrasi yang dilakukan oleh pihak pemerintah untuk menyediakan lahan pengganti di Kalimantan sebagai kompensasi dari adanya rencanan pembangunan bendungan Sutami seperti yang dituturkan oleh Pak Aman selaku Kepala Divisi Bendungan Sutami.
Masalah yang muncul pada bendungan seperti sedimentasi diatasi dengan adanya upaya pengerukan dengan eskavator maupun penggelontoran untuk menghilangkan sedimentasi yang terjadi di bendungan, pada bendungan Sutami sendiri untuk penggelontoran sedimentasi belum pernah dilakukan hanya saja dilakukan pengerukan dengan alat berat mengingat sedimentasi yang terjadi pada bendungan Sutami belum terlalu besar, selain hal ini tindakan preventif juga dilakukan dengan penanaman pohon akar kuat yang dilakukan di daerah pinggiran sungai guna mengurangi erosi.
Hal ini dilakukan dengan melakukan kerja sama dengan pihak pihak terkait. Masalah sampah sampah yang ada di sungai diatasi dengan penggiatan kegiatan dengan siswa siswa SMP hingga SMA pada suatu waktu tertentu terjun kesungai untuk membersihkan aliran sungai dari sampah sampah. Selain itu kegiatan terjun langsung ke sungai juga dilakukan untuk mengecek secara langsung kondisi aliran dan kualitas air sungai. Kondisi ekosistem air sungai dapat dinilai dengan melihat keadaan sungai secara langsung. Beberapa indikatornya adalah kejernihan air, dan adanya hewan hewan air seperti anggang-anggang yang hidup diatas permukaan air.
Masalah blooming yang muncul karena adanya unsur unsur kimia seperti pupuk pupuk kimia karena aktfitas pertanian. Blooming atau ledakan populasi ini pada umumnya berupa ledakan populasi dari eceng gondok yang juga menyebabkan macetnya aliran air. Hal seperti ini diatasi dengan menebar ikan pemakan eceng gondok agar eceng gondok berkurang. Karena apabila dibiarkan keberadaan dari eceng gondok yang meledak akan membuat ketidakseimbangan ekosistem dan bahkan karena banyaknya eceng gondok yang hidup juga membuat banyak eceng gondok yang mati sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap hingga radius beberapa kilometer tutur Kepala Bagian Komunikasi Perum Jasa Tirta I.





III.PENUTUP
A.Kesimpulan
1.Bendungan Sutami merupakan salah satu bangunan bendungan yang dikelola oleh Perum Jasa Tirta I.
2.Bendungan Sutami memiliki peran penting bagi pemenuhan kebutuhan air masyarakat dan sebagai salah satu penyumbang besar akan kebutuhan listrik Jawa-Bali.
3.Aktifitas dari kinerja bendungan tidak terlepas dari berbagai masalah baik internal maupun eksternal.
4..Masalah eksternal merupakan masalah yang muncul dari luar proses kerja bendungan.
5..Masalah internal bendungan merupakan masalah yang muncul dari proses kinerja bendungan seperti sedimen.
B.SARAN
1.Sosialisasi akan penggunaan pupuk kimia dan larangan membuang sampah di sungai harus digiatkan untuk mengurangi kadar kimia dan pencemaran berlebih pada air.
2.Sosialisasi akan peran dan fungsi bendungan yang dikelola oleh jasa Tirta harus digiatkan.

3.Usaha konservasi lahan daerah tepian sungai dengan penanaman pohon-pohon harus dilakukan oleh semua pihak.

No comments:

Post a Comment